Sabtu, 07 Agustus 2010

Sebanyak 1.000 nama tenaga honorer telah dikirim ke Amerika Serikat dengan dalih untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil di Aceh. Nama-nama itu dikirim ke sebuah yayasan bernama Safis berbasis di Florida.

Itu baru pengakuan Abdullah (37), terdakwa penipuan yang mengaku sebagai anggota Dewan Keamanan PBB perwakilan Banda Aceh. Ia bersama sindikatnya merekrut setidaknya 1.000 tenaga honorer yang dijanjikan akan diangkat menjadi PNS tapi yang menggaji Amerika.

Hal itu terungkap dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Banda Aceh. Selain Abdullah, temannya bernama Nurdin Jalil dan Sukriman juga sedang disidik polisi dalam kasus yang sama.

Empat saksi diperiksa dalam sidang itu. Seorang di antaranya Syukrimin, staf administrasi kantor DK PBB Gadungan. Ia menerangkan, 1.000 nama warga Aceh yang dijanjikan menjadi PNS itu telah dia kirimkan negara yang mendanai pembayaran gaji para CPNS itu kelak.

"Saya sebagai staf administrasi di kantor tersebut digaji Rp 50.000 per hari. Saya telah mengirim 1.000 nama tenaga honorer untuk diangkat PNS ke Amerika, yaitu ke Safis, salah satu Yayasan di Amerika, Robert Williem, dan Florida. Tapi saya sudah lupa alamat emailnya," kata Syukrimin, menjawab hakim ketua, Amat Khusairi.

Pemuda yang mengaku tamatan SMA itu mengatakan, pesan via email tersebut terkirim tapi tak ada balasannya. Dia juga tidak mengetahui persis tujuan pengiriman 1.000 nama warga Aceh itu, kecuali tertulis untuk kesejahteraan.

"Sebelumnya setiap pelamar menyerahkan uang administrasi Rp 1,5 juta melalui Pak Marzuki, lalu SK CPNS dijanjikan keluar Oktober 2010. Saya yang baru bekerja sejak Maret 2010 tidak curiga. Setahu saya, misi kerja perekrutan honorer adalah untuk diangkat PNS, tapi akhirnya kantor kami di Jalan Geurutee Nomor 10, Blower, Banda Aceh itu justru digerebek," jelasnya.

Marzuki tampak tenang mendengar keterangan saksi. Dia didampingi dua pengacaranya, Safaruddin dan Muzakar. Selanjutnya, hakim ketua menanyakan tentang keterangan itu pada Marzuki.

"Ya sudah benar, tapi perlu saya tambahkan bahwa 1.000 nama dikirim ke Amerika supaya mereka mendapatkan kesejahteraan," jawab Marzuki. Selengkapnya...